Untuk Laki-Laki yang Tak Pernah Ada Dalam Pelukan
Kamu lebih
suka kutulisi apa?
Puisi atau
prosa?
Dengan
jujur atau dusta?
Bagiku
keduanya sama saja
Sama-sama
sulit untukku merangkai kata
Tak seperti
biasa
Ketika aku
mengolah diksi dengan lancarnya
---
Andai Danilla
adalah aku
Mungkin kau
sudah membukakan pintu
Maka hatiku
tak harus pilu
Menebak-nebak
apa isi kepalamu
Andai perempuan itu adalah aku
Mungkin kelak kau akan pakai batik ke rumahku
Maka aku tak perlu banyak-banyak rindu
Berharap berpapasan denganmu di depan pintu
Andai perempuan itu adalah aku
Mungkin kelak kau akan pakai batik ke rumahku
Maka aku tak perlu banyak-banyak rindu
Berharap berpapasan denganmu di depan pintu
---
Kau terlalu indah untuk dilihat
Nasihatmu dapat menghilangkan segala penat
Ceritamu membuatku penasaran hebat
Teduhmu mampu menghilangkan beban berat
Tapi, aku takut
bilang suka!
Nanti malah
kau tanyai apa parameternya
Lagipula
untuk apa
Kita juga
tak akan bersama
---
Hey, jangan
terlalu baik!
Nanti aku
panik!
Disini
masih banyak perempuan cantik
Aku tak mau
jumlah sainganku naik
Dan jangan
terlalu pintar!
Bicaramu dapat membuat hati bergetar
Bisa
menarik orang sekitar
Nanti wanita
lain jadi sadar!
---
Aku tak ingin melihat peta!
Batam terlalu jauh dari Jakarta
Sementara Maret akan segera tiba
Dan kita tak punya alasan lagi untuk bertatap mata
Meski katamu tak ada bedanya
Tidak atau sama-sama suka
Tapi aku selalu berdoa
Semoga
Meski katamu tak ada bedanya
Tidak atau sama-sama suka
Tapi aku selalu berdoa
Semoga