Nanti

Empat bulan lalu aku tersadar dengan badan penuh lebam
Mereka bilang aku berteriak tanpa ampun semalam
Memaksa mereka harus menahan tubuhku dengan tangan-tangan
Agar aku berhenti dan tidak melawan

Satu bulan lalu aku tersadar dengan tangan penuh darah
Mereka bilang aku menyayat nadi dengan penuh amarah
Membuat aku harus pergi ke luar menggunakan lengan panjang
Agar penutup lukanya tak kasat oleh mata orang-orang

Tiga minggu lalu aku tersadar dengan kaki yang hampir patah
Mereka bilang aku melompat dari tebing ke dataran yang lebih rendah
Membuat mereka harus ikut turun ke jurang
Berguling menarikku yang tak berhenti menyerang

Lima hari lalu aku tersadar dengan muka yang pucat pasi
Mereka bilang aku baru saja menempuh 10 kilometer dengan berjalan kaki
Untuk mencari letak tempat yang kukunjungi setiap hari
Membuat mereka harus membantuku untuk mengingat-ingat
Segala hal yang sejatinya sudah melekat

Dalam jasad ini hidup dua jiwa berdampingan
Dengan prespektif yang berbeda tentang kehidupan
Satu ingin mengakhiri, yang lain ingin bertahan

Tolong!
Aku mulai kewalahan
Rasa-rasanya semua terapi sudah tak mempan
Mereka tidak bisa dikendalikan
Tidak bisa dimusnahkan atau dihilangkan

Namun aku tidak akan menyerah
Aku yakin akan berhenti
Pasti, nanti

12/12/2017
22.52

Popular posts from this blog

Letters That Were Never Sent (Part 3)

Letters That Were Never Sent (Part 1)

Laporan Pertanggungjawaban: Edukasi Korupsi Sejak Dini?