Aku dan Ponselnya

Aku yakin ia memegang ponselnya seharian. Meskipun katanya sangat sibuk hingga tak sempat makan.

Aku yakin setiap ada chat masuk, ponsel miliknya akan berbunyi. Meskipun katanya notifikasi pesan miliknya tidak berfungsi.

Aku yakin ia sadar ketika pop-up bertuliskan namaku muncul di atas. Meskipun katanya pesanku tertimbun oleh grup dan broadcast OA tidak jelas.

Aku takkan salahkan dia yang beralasan. Bukankah memang itu resikonya ketika kita menaruh harapan?

Harapan pada seseorang yang membuat kita membalas pesannya cepat, ketika ia membacanya saja kalau sempat.

—Lian
"Pahamilah bahwa rumahmu itu ditinggali banyak orang, bukan hanya kamu seorang."

Popular posts from this blog

Letters That Were Never Sent (Part 3)

Letters That Were Never Sent (Part 1)

Laporan Pertanggungjawaban: Edukasi Korupsi Sejak Dini?