Gembala Domba
Untuk apa meraih bintang, jika menjadi debu saja sanggup membawamu pulang? Untuk apa menanti senja, jika pagi saja tak tega membuatmu durja? Untuk apa bermimpi menjadi merpati, jika menjadi ayam pun tak membuatmu mati? Engkau mengajarkan aku bahwa suatu perkara tak hanya dapat terselesaikan dengan solusi Engkau menyadarkan aku tentang keindahan menerima tatkala aku sibuk mencari Engkau menganjurkan aku untuk menutup pintu ketika aku bersikeras untuk membukanya Terkutuklah aku jika mengaku tak terlena dengan segala puji-pujianmu Hinalah aku jika mengaku tak bahagia tatkala menangkap senyummu Munafiklah aku jika mengaku telah melupakan saat kita pertama berbalas kata Hari telah senja, dan domba sudah kembali ke dalam kandangnya Apakah aku harus tinggal dan menunggu kau datang membawa domba lainnya, wahai Gembala? Jika kau hendak menjawab ya, maka aku memilih untuk hilang dan pergi sejauh-jauhnya Agar kelak kau akan pergi mengejarku lebih lama lagi M e n g a